Pengertian Airport (Bandar udara)
pengertian
Bandar udara (bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah
fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat.Bandar
udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacunamun
bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk
operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau
sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero)
Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala
bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Awal mula
Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah
tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung
arah angin.
Di masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun
permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat
terbang dan landas pacu mulai
terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandar udara mulai ditambahkan
fasilitas komersial untuk
melayani penumpang.
Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat.
Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko,restoran,pusat kebugaran, dan
butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia /
penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah
bandar udara yg berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas bea
dan cukai. Di indonesia bandar udara yang berstatus bandar udara internasional
antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya),
Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
Fasilitas pelayanan bandar
udara
Dibawahini
sejumlah fasilitas bandar udara
yang terpenting adalah:
Sisi Udara (Air Side)
Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat.
Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani.
Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup
dari rumput ataupun
tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter
dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil
berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar
udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang
1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau
jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara
yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan
lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100,
DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari
satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
Apron atau
tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal building, sedangkan taxiway menghubungkan
apron dan runway. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban
besar yang statis dari pesawat.
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara
khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulans,
dan peralatan penolong lainnya.Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar
avtur.
Sisi Darat (Land Side)
Terminal bandar udara atau concourse adalah
pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai
bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine)
untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta
berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang
masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar
udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa
dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam
bangunan terminalParkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan
pengantar/penjemput, termasuk taksi
Penamaan dan kode
Setiap bandar udara memiliki kode IATA dan ICAO yang berbeda satu sama lain.
Kode bisa diambil dari berbagai hal seperti nama bandar udara, daerah tempat
bandar udara terletak, atau nama kota yang dilayani. Kode yang diambil dari
nama bandar udara mungkin akan berbeda dengan namanya yang sekarang karena
sebelumnya bandar udara tersebut memiliki nama yang berbeda.
Dan ada pula fasilitas yang berfungsi
memberikan pelayanan operasi dan keselamatan operasi terkait pelayanan umum.
Pelayanan umum yang diberikan mulai dari informasi berupa audio maupun video
kepada pengguna yang ada di bandar udara ataupun petugas yang terkait langsung
dalam kegiatan kegiatan operasional kantor bandar udara. Beberapa peralatan
yang termasuk Peralatan Pelayanan Bandara, adalah :
PABX (Public Address Branch
X-Change)
Yang
dimaksud dengan peralatan Public Address Branch Extension (PABX) adalah
perangkat peralatan telepon yang terdiri dari Central unit atau Main Unit, Pesawat
cabang, Kabel-kabel penghubung dan Terminal Box. Central unit adalah perangkat
peralatan utama pengontrol semua sistem operasi PABX yang berfungsi untuk
menghubungkan antar pesawat cabang dan dengan telephone line PT. TELKOM serta
mengatur, membatasi dan memantau pemakaian masing-masing pesawat cabang dengan
telephone line. Pesawat cabang adalah pesawat telepon yang dapat berhubungan
antara satu pesawat dengan pesawat-pesawat lain maupun berhubungan melalui
telephone line dalam satu jaringan Central Unit.
FIDS (Flight Information
Display System)
Peralatan
Flight Information Display System (FIDS) merupakan integrasi produk teknologi
informasi system sebagai perangkat software dan perangkat hardware yang dapat
menyajikan informasi tentang aktivitas angkutan udara, seperti pemberitahuan
jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan dan pembatalan
penerbangan dan lain-lain.
Public address system (
PAS)
Peralatan
Public Address System (PAS) bandara adalah salah satu peralatan system audio
yang fungsinya untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan semua
kegiatan di terminal bandar udara. Informasi ini dapat berupa kegiatan angkutan
udara seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat,
keterlambatan termasuk pembatalan penerbangan dan sebagai pelengkap hiburan
audio. IGCS (Integrated Ground Communication System) Sistem komunikasi darat ke
darat terpadu yang menggunakan system trunking sebagai alat bantu komunikasi
yang digunakan oleh seluruh satuan kerja yang beroperasi di bandara.
HT (Handy Talky)
Yang
dimaksud dengan peralatan Handy Talky (HT) Transceiver adalah peralatan UHF-FM
Transceiver (Transmitter dan Receiver) dengan system multi channel dan
digunakan sebagai sarana komunikasi point to point (darat ke darat) dalam bentuk
portable.
DVOR (DOPPLER VHF
OMNI-DIRECTIONAL RANGE)
DVOR
adalah fasilitas navigasi udara yang sangat
penting. Fasilitas ini memiliki kegunaan untuk
memberikan suatu informasi kepada penerbang
mengenai arah mata angin buatan dan bekerja pada frekuensi 108 MHz sampai
dengan 118 MHz. Sistem Doppler VOR yang ada
di Bandara Cilacap terdiri dari 2 transmitter
dengan perubahan otomatis apabila terjadi
kesalahan dalam performa atau mati total
pada salah satu transmitternya. DVOR menggunakan
sistem antena tunggal yang memberikan pancaran ke
segala arah (omnidirectional) dan 48 antena
non directional yang diletakkan mengelilingi
antena pusat dalam bentuk lingkaran dengan
diameter 44 ft yang memberikan pancaran Doppler. Pola
pancaran dari DVOR dihasilkan antara sinyal Referensi yang
dipancarkan oleh antena carrier dan sinyal Variabel yang dipancarkan oleh
antena sideband. Sinyal DVOR DVOR memancarkan dua
sinyal yang berbeda yaitu :
a. Sinyal
Referensi adalah sinyal 30 Hz AM dipancarkan dengan fase sesaat seragam ke
segala arah yang dihasilkan dari sinyal RF carrier (fc) yang dimodulasi AM
dengan sinyal 30 Hz seperti pada kemudian sinyal yang dihasilkan ini
dipancarkan oleh antena carrier yang berada di tengah-tengah kesatuan
antena DVOR.
b. Sinyal
Variabel adalah sinyal yang dihasilkan dari modulasi frekuensi yang
berasal dari simulasi pergerakan atau perputaran sumber sinyal RF non
directional (fc±9960 Hz) di sekeliling lingkaran dengan diameter lingkaran 44
ft (13.4 m) dengan kecepatan 180 menimbulkan modulasi frekuensi 30 Hz. Hal ini
dilakukan dengan penghubung saklar elektronik secara berurutan pada setiap
antena antena) yang terletak di sekeliling antena carrier.
Percampuran antara
sinyal Referensi dan sinyal Varibel terjadi
di udara (space modulation Kombinasi sinyal
Referensi dan sinyal Variabel yang dipancarkan
ke udara akan menghasilkan frekuensi
carrier yang dimodulasi AM oleh 9960
Hz (sub carrier). Selanjutnya 9960 Hz
bermodulasi dengan 30 Hz FM karena efek
Doppler. Dengan demikian menunjukkan hasil
pancaran DVOR untuk modulasi di udara dari sinyal-sinyal tersebut.
Sinyal
Referensi dan sinyal Variabel umumnya digambarkan
sebagai pola fase sesaat, pada saat beda
fase kedua sinyal ini sama maka akan
menunjukkan line off magnetic North Dimanapun
lokasi pesawat yang berada di dalam 30 Hz
Modulasi AM antara 30 Hz referensi dan Kemudian sinyal yang dihasilkan ini
yang berada di tengah kesatuan antena DVOR. Sinyal Variabel adalah sinyal
yang dihasilkan dari modulasi frekuensi yang berasal dari simulasi
pergerakan atau perputaran sumber (fc±9960 Hz) di sekeliling lingkaran dengan
diameter lingkaran 44 ft (13.4 m) dengan kecepatan 1800 rpm yang menimbulkan
modulasi frekuensi 30 Hz. Hal ini dilakukan dengan penghubung saklar elektronik
secara berurutan pada setiap antena sideband (48 antena) yang terletak di
sekeliling antena .
Pola pembentukan sinyal
Variabel Pola pembentukan sinyal Variabel. Percampuran antara
sinyal Referensi dan space modulation). Kombinasi
sinyal Referensi dan sinyal Variabel yang
dipancarkan ke udara akan menghasilkan yang
dimodulasi AM oleh 9960 Selanjutnya 9960 Hz
subcarrier bermodulasi dengan 30 Hz FM
karena efek Doppler.Sinyal pancaran dari DVOR Sinyal
Referensi dan sinyal Variabel umumnya digambarkan
sebagai pola fase sesaat, pada saat beda
fase kedua sinyal ini sama maka line
off magnetic North. Dimanapun lokasi pesawat
yang berada di dalam relasi untuk menuju
DVOR dapat secara seksama menentukan arah
dari perbedaan fase antara sinyal Referensi
dan sinyal Variabel.
Antena DVOR
Dalam
pemasangan antenna DVOR kita harus berhati
menentukan tinggi antenna tersebut.Sebab sedikit
kesalahan saja akan dapat mempengaruhi
kekuatasinyal yang akan dipancarkan. Untuk Itula
h kita harus dapat menentukan tinggi
antenna yang tepat agar sinyal yang dipancarkan dapat
maksimal. Ketika antenna dipasang, pada titik
yang sangat jauh dari antena akan menerima 2
sinyal sekaligus. Satu adalahsinyal yang berasal dari
radiasi langsung antenna dan yang satu lagi
adalah sinyal yang berasal dari sinyal yang dipantulkan oleh
tanah. Sinyal pantulan memiliki lintasan yang
lebih panjang dari sinyal langsung sehingga
dapat menimbulkan perbedaan fasa dari 2 sinyal
tersebut. Akibat pemantulan dihasilkan perubahan fasa
1800 , oleh karena itu jika perbedaannya
lebih dari 180 (atau kelipatannya 1 ½ maka
kedua sinyal akan diterima dalam satu fasa
sehingga akan saling menambah. Jika panjang
lintasan 1 atau kelipatannnya ( 2λkedua sinyal akan
saling mengurangi atau bahkan akan saling menghilangkan.
Relasi
untuk menuju DVOR dapat secara seksama
menentukan arah dari perbedaan fase antara
sinyal Referensi dan sinyal Variabel.Perbedaan fase antara
sinyal Variabel dan sinyal Referensi Dalam pemasangan antenna
DVOR kita harus berhati-hati menentukan tinggi
antenna tersebut.Sebab sedikit kesalahan saja akan
dapat mempengaruhi kekuatan sinyal yang
akan dipancarkan. Untuk itulah kita harus
dapat menentukan tinggi antenna yang
tepat agar sinyal yang dipancarkan dapat maksimal. Ketika
antenna dipasang, pada titik yang sangat
jauh dari antena akan menerima 2 sinyal sekaligus. Satu
adalah sinyal yang berasal dari radiasi langsung
antenna dan yang satu lagi adalah sinyal yang
berasal dari sinyal yang dipantulkan oleh tanah. Sinyal
pantulan memiliki lintasan yang lebih panjang
dari sinyal langsung sehingga dapat menimbulkan 2 sinyal tersebut.
Akibat
pemantulan dihasilkan perubahan , oleh karena
itu jika perbedaannya lebih dari 1800 misal
½ λ (atau kelipatannya 1 ½ λ, 2
½ λ , …) maka kedua sinyal akan
diterima dalam satu fasa sehingga akan saling
menambah. Jika panjang lintasan 1 λ, λ,
3λ, …), maka kedua sinyal akan saling mengurangi atau bahkan
akan saling menghilangkan. di bawah ini
mennjukkan 2 sinyal yang akan diterima oleh
pesawat yaitu sinyal langsung dan sinyal tidak
langsung yang berasal dari pantulan.
(collocated)
dengan VOR atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau diluar lingkungan
bandara tergantung fungsinya. Pola Radiasi DVOR Pola radiasi
yang dihasilkan oleh antena DVOR yaitu pola
radiasi yang memiliki 3 lobe utama dengan pusat di 80 ,
280 , dan 50.
Yang menyebabkan
tidak adanya radiasi (diakibatkan adanya
penghilangan antara sinyal langsung dan sinyal pantul)
Untuk mengatasi hal tersebut maka
DVOR akan dipasang Counterpoise ( penyeimbang
tambahan) yang dipasang tepat dibawah antena
yang bertindak sebagai area pantul
tambahan. Jika antena dipasang ½ λ diatas Counterpoise maka akan
menghasilkan lobe energi utama yang melebar
dan berpusat di 300 .
Counterpoise
Kombinasi
radiasi sinyal yang berasal dari tanah dan
dari pantulan Counterpoise akan menghasilkan radiasi
keseluruhan dari DVOR yang akan menghasilkan cakupan
yang lebih luas pada sudut antara
00 sampai 600 yang terlihat pada gambar
4.7. Sedangkan daerah tepat di atas DVOR (sudut lebih dari
600) tidak terdapat radiasi dan biasa
disebut dengan area Cone of Silence.
Ukuran dari
Counterpoise secara nyata berpengaruh pada
pola radiasi yang akan bertindak sebagai
reflector (pemantul) diatas sudut tertentu.Sedang pada
sudut dibawah sudut ini reflector adalah
permukaan tanah. Sudut ini dinamakan sudut
kritis dan dapat dihitung dengan menggunakan
formula sebagai berikut :
Oleh
karena itu, cakupan sudut rendah dihasilkan
dari pantulan permukaan tanah sedangkan untuk
cakupan sudut tinggi dihasilkan dari pantulan Counterpoise
Ketika pesawat menggunakan fasilitas TERMINAL
DVOR yang berada di bawah sudut 100
(akan mendarat) akan menerima sinyal pantul dari permukaan
tanah. Sedangkan pesawat yang menggunakan
fasilitas DVOR selama perjalanan akan menerima
sinyal dari Counterpoise.
Pola pancaran dari DVOR AWA
VRB 51D dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan oleh
antena carrier dan sinyal Variabel yang
dipancarkan oleh antena sideband antara sinyal Referensi dan
sinyal Varibel terjadi di udara (space modulation).
Keberadaan antena carrier berada di tengah dan
dikelilingi oleh 48 antena sideband pada jari-jari 22 ft. Pola
pancaran dari DVOR AWA VRB 51D dihasilkan antara sinyal Referensi yang
dipancarkan dan sinyal Variabel yang sideband.
Percampuranan sinyal Varibel terjadi di). Keberadaan antena
berada di tengah dan dikelilingi oleh 48
antena sideband pada jari-jari 22 ft.
BENTUK DAN FUNGSI
MENERA ATC ( AIR
TRAFFIC CONTROL )
Salah
satu peralatan elektronik di bandar udara yang berfungsi sebagai alat yang
menunjang keselamatan penerbangan adalah Recorder System. Recorder System
adalah suatu peralatan elektronik yang berguna untuk merekam semua pembicaraan
petugas Air Traffic Service (ATC) dengan Pilot di pesawat udara. Dan dengan
adanya Recorder System di bandar udara, maka apabila ada terjadi suatu
kecelakaan atau terjadi kesalahan ATC dalam memandu pesawat akan ada kejelasan
dimana posisi terjadi kesalahan. Apakah dari pihak Pilot di pesawat udara
ataukah di Air Traffic Control (ATC) dalam memandu di bandar udara. Sehingga
tidak ada lagi yang saling menyalahkan tanpa dasar yang jelas ada tiga
peralatan utama yang yang di rekam oleh Recorder System di bandara, yaitu :
1. Voice
dari Radio Komunikasi. Salah satu peralatan petugas Air
Traffic Control (ATC) di bandar
udara dalam memandu pesawat udara adalah
Radio Komunikasi. Semua percakapan petugas ATC yang mengontrol baik yang
bertugas di Tower maupun di Approach (APP) dalam memandu pesawat udara di
rekam oleh Recorder System.
Apabila ada Miss sehingga terjadi perbedaan persepsi antara petugas ATC danPilot maka
dengan dibuka kembali hasil rekaman tersebut akan diketahui mana yang salah
diantara mereka.
Telepon. Dalam setiap koordinasi petugas
Air Traffic Control (ATC) di bandara sering
menggunakan peralatan telepon. Untuk menjaga Miss Komunikasi, telepon yang
dipakai koordinasi ATC juga direkam oleh Recorder System.
2. Direct
Speech (DS). Direct Speech atau DS adalah sarana telepon langsung yang
digunakan untuk koordianasi antar bandara melalui VSAT (satelit). Untuk menjaga
Miss Komunikasi, Direct Speech (DS) yang dipakai untuk koordinasi antara
petugas ATC dibandara satu dengan bandara lain juga direkam oleh Recorder
System Sebuah menara pengawas (control tower ) atau lebih khusus sebagai
Air Traffic Control Tower adalah nama dari unit ATC yang bertanggung jawab
untuk pergerakan sekeliling bandara dan juga nama dari bangunan untuk unit yang
mengoperasikan.
Banyak bandara di Indonesia yang tidak mempunyai
tower atau frekuensi,hanya bandara tersibuk sajalah yang mempunyai tower
contohnya Soekarno Hatta yang diatur oleh menara pengAwas. Menara ATC yang
permanen ,mempunyai spesifikasi yang secara system struktur biasanya
berdiri di atas bangunan lain di bandara untuk memudahkan petugas pemandu lalu
lintas udara mengawasi pergerakan pesawat didarat dan di udara bandara.
Tipikal Menara ATC ,terdiri
dari beberapa peralatan :
- Radio untuk berkomunikasi dengan pesawat.
- Sistem telepon yang berhubungan dengan jalur suara dan telepon umu
- Flight Progress Strip
- Deteksi sinar atau aviation light signals,untuk berkomunikasi dengan pesawat.
- Alat pengatur angin dan tekanan
- Mempunyai display radar kecil,deteksi pergerakan dan informasi meteorology
Tujuan dari peralatan ini
untuk membantu operasi pengaturan lalu lintas udara untuk menghindarkan
tabrakan antar pesawat udara,menghindarkan pesawat udara yang berada di daerah
pergerakan pesawat dengan penghalang lainnya dan terciptanya keteraturan
lalu lintas udara.
SISTEM NAVIGASI
PESAWAT TERBANG
Semua
pesawat terbang dilengkapi dengan sistem navigasi agar pesawat tidak tersesat
dalam melakukan penerbangan. Panel-panel instrument navigasi pada kokpit
pesawat memberikan berbagai informasi untuk sistem navigasi mulai dari
informasi tentang arah dan ketinggian pesawat. Pengecekan terhadap instrument
sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin. Sebagai contoh kejadian
yang menimpa pesawat Adam Air pada bulan pebruari 2006 sewaktu menjalani
penerbangan dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Hasanudin di Makasar.
Ketidaktelitian pihak otoritas penerbangan yang mengijinkan pesawat Adam Air
terbang dengan sistem navigasi yang tidak berfungsi menyebabkan Pesawat Adam
Air berputar-putar di udara tanpa tahu arah selama tiga jam, sebelum mendarat
darurat di bandara El Tari Nusa Tenggara Timur. Kesalahan akibat tidak
berfungsinya system navigasi adalah kesalahan yang fatal dalam dunia
penerbangan. Sanksi yang diberikan adalah dicabutnya ijin operasi bagi maskapai
penerbangan yang melanggar.
a.
Fasilitas Navigasi di Bandara
Fasilitas
Navigasi dan Pengamatan adalah salah satu prasarana penunjang operasi bandara. Fasilitas ini dibagi menjadi
dua kelompok peralatan, yaitu:
1. Pengamatan Penerbangan
2. Rambu Udara Radio
b. Peralatan Pengamatan Penerbangan
Peralatan pengamatan
Penerbangan terdiri dari :
1) Primary
Surveillance Radar (PSR)
PSR
merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang
ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat tidak ikut aktif jika terkena
pancaran sinyal RF radar primer. Pancaran tersebut dipantulkan oleh badan pesawat
dan dapat diterima di system penerima radar.
2) Secondary
Surveillance Radar (SSR)
SSR
merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang
ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika menerima
pancaran sinyal RF radar sekunder. Pancaran radar ini berupa pulsa-pulsa mode,
pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa tersebut dan akan
menjawab berupa pulsa-pulsa code ke system penerima radar.
3) Air
Traffic Control Automation (ATC Automation) terdiri dari RDPS, FDPS.
ADBS-B Processing dan ADS-C Processing.
4) Automatic
Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) dan Automatic
Dependent Surveillance Contract (ADS-C)merupakan teknologi pengamatan yang
menggunakan pemancaran informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan.
5) Airport Survace Movement Ground
Control System (ASMGCS)
6) Multilateration
7) Global Navigation Satellite System
PERALATAN RAMBU UDARA RADIO
PERALATAN RAMBU UDARA RADIO
Yaitu
Peralatan navigasi udara yang berfungsii memberikan signal informasi berupa
Bearing ( arah ) dan jarak pesawat terhadap Ground Stastion peralatan dan
memberikan informasi berupa IDENT.
a. Non
Directional Beacon (NDB) Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan
menggunakan frekuensi rendah (low frequency) dan dipasang pada suatu lokasi
tertentu di dalam atau diluar lingkungan Bandar udara sesuai fungsi.
b. VHF
Omnidirectional Range (VOR) Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan
menggunakan frekuensi radio dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam
atau di luar lingkungan Bandar udar sesuai fungsinya.
c. Distance Measuring
Equipment (DME) Alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan
panduan /imformasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju
(Stant range distance). Penempatan DME pada umumnya berpasangan.
Fasilitas Keamanan Bandara
Fasilitas Keamanan Bandara atau Airport Security adalah
fasilitas yang digunakan untuk pengamanan baik yang berfungsi sebagai alat
bantu personil pengamanan bandara dalam melaksanakan pemeriksaan calon
penumpang pesawat udara termasuk barang bawaannya (cabin, bagasi dan cargo)
dengan cepat tanpa membuka kemasannya.
Pemeriksaan secara phisik dengan membuka kemasan hanya akan
dilakukan terhadap barang bawaan yang diindikasi berisi benda yang membahayakan
dalam penerbangan maupun peningkatkan keamanan kawasan bandar udara. Peralatan
yang membantu dalam Keamanan Bandara antara lain :
Peralatan X-ray
X-ray merupakan peralatan detector yang digunakan untuk
mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara yang
dapat membahayakan keselamatan penerbangan dengan cepat tanpa membuka kemasan
barang tersebut. Peralatan X-Ray dapat diklasifikasikan menurut fungsi dan
kapasitasnya yaitu :
·
X-Ray Cabin
·
X-Ray Baggage
·
X-Ray Cargo.
Walk-Through Metal Detector
Walk-Through Metal Detector merupakan peralatan detector
berupa pintu yang digunakan untuk mendeteksi semua barang bawaan yang berada
dalam pakaian/badan calon penumpang pesawat udara yang terbuat dari metal dan
dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, senjata tajam
dan benda lain yang sejenis.
Hand-Held Metal Detector
Hand-Held Metal Detector merupakan peralatan detector tangan
yang digunakan untuk mendeteksi posisi/letak semua barang bawaan yang terdapat
pada pakaian/badan calon penumpang pesawat udara yang terbuat dari bahan metal
dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, senjata
tajam dan benda lain yang sejenis.
CCTV (Closed Circuit Television)
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan peralatan kamera
yang digunakan untuk memantau situasi dan kondisi secara visual pada semua
ruang/wilayah di lingkungan terminal bandara dalam rangka pengamanan.
Explosive Detection System
Explosive Detection System merupakan peralatan detector yang
digunakan untuk mendeteksi bahan peledak atau barang berbahaya lain yang mudah
meledak dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti bom dan bahan
lain yang sejenis pada semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar