Penerbangan perdana Airbus A350 di Toulouse, Prancis, 14 Juni 2013.
Le Bourget, Prancis — Konsorsium produsen pesawat terbang Eropa, Airbus, mendapatkan pesanan senilai miliaran dolar di ajang prestisius Paris Air Show, Rabu (19/6), namun rivalnya Boeing tak mau kalah dan malah sedikit lebih unggul dalam transaksi sampai hari itu.
Airbus tak pelak lagi mengandalkan pesawat penumpang jarak jauh pertamanya, A350, yang terbang perdana beberapa hari sebelum pameran dirgantara itu dimulai.
Menurut kantor berita AFP, Airbus mendapatkan order senilai US$ 44,6 miliar pada hari itu sedangkan Boeing untuk sementara unggul dengan pesanan senilai US$ 44,8 miliar. Keunggulan Boeing ini ditentukan oleh maskapai Ryanair yang memesan 175 pesawat jarak menengah B737.
Untuk Airbus, Air France-KLM memastikan pesanan 25 pesawat A350  -- yang sebagian besar badannya dibuat dari bahan komposit demi menghemat biasa bahan bakar -- dalam kesepakatan bernilai US$ 7,2 miliar berdasarkan harga katalog.
"Terlepas dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi Air France-KLM, kami dalam kondisi yang bagus dan bisa merencanakan peremajaan armada jarak jauh untuk jangka panjang," kata Alexandre de Juniac, pemimpin maskapai itu.
Kesepakat yang dibuat juga termasuk opsi tambahan pembelian 25 pesawat lagi, dan pesawat pesanan diharapkan terkirim mulai 2017, tambahnya.
SriLankan Airlines juga berencana membeli empat A350 dan pesanan pasti enam A330 senilai US$ 2,6 miliar dilihat dari harga katalog.
Bos Airbus Fabrice Bregier menjanjikan adanya lebih banyak pesanan untuk A350 "sebelum hari ini berakhir."
Di kelas jarak jauh ini, Boeing juga meluncurkan varian terbaru pesawat Dreamliner miliknya dengan nama B787-10. Pleuncuran ini seolah memastikan bahwa masalah baterei yang sempat membuat Dreamliner di-grounded di seluruh dunia telah diatasi sepenuhnya.